1.
Prinsip Pelestarian Teluk Kendari
Sebagai perairan di jantung kota, pemerintah kota Kendari termasuk Pemprov
Sultra seharusnya memberikan perhatian serius untuk dapat tetap menjaga
kealamian lingkungan fisik teluk Kendari di tengah kencangnya dinamika
pembangunan dan pertumbuhan kota Kendari hari ini, esok, dan yang akan datang
guna mendorong teluk Kendari menjadi suatu kawasan konservasi kota suatu
gagasan cemerlang yang perlu disahuti khususnya oleh pemerintah kota Kendari
dalam kaitan pemeliharaan serta mencegah kerusakan lingkungan di teluk Kendari.
Setidaknya konsep tersebut dapat dijadikan acuan guna melakukan pemikiran
yang lebih konperehenship, semacam pembuatan atau penetapan sebuah Tata Ruang
Pengembangan Kawasan teluk Kendari 25 hingga 30 tahun ke depan. Dengan adanya
Tata Ruang Khusus pengembangan kawasan teluk Kendari, diharapkan kealamian
dapat tetap terjaga dan terpelihara di tengah derasnya dinamika perkembangan
jaman serta bertambahnya peran dan fungsi teluk.
Kerusakan dan hilangnya hutan bakau (mangrove) di pesisir pantai Sultra
yang dapat menyebabkan abrasi dan intrusi air laut ke darat, juga terjadi di
pesisir teluk Kendari. Kondisinya, disebutkan, dalam kualifikasi sangat
memprihatinkan. Salah satu contohnya adalah hilangnya ikan Belanak dan Teri
(jenis Lure dan Balombong) yang dulu banyak berkembang biak di perairan teluk
Kendari, suatu bukti kecil bahwa sesungguhnya kini telah terjadi kerusakan
organisme laut yang bernilai ekonomis di teluk ini.[1]
Dengan adanya suatu tata ruang dilengkapi pembagian serta penetapan
zona-zona pengembangan berdasarkan kondisi dan kesesuaian lahan, sangat
diharapkan perkembangan kota di pesisir teluk Kendari tetap menyediakan
ruang-ruang publik (open space) untuk
menikmati keindahan alam teluk Kendari.
Demikian pula adanya perhatian terhadap puluhan sungai yang setiap saat
mengalirkan lumpur dan limbah ke teluk Kendari. Termasuk pengaturan drainase
kota agar tidak membantu percepatan sedimentasi yang mengakibatkan pendangkalan
dan pencemaran perairan teluk Kendari.
Dengan adanya tata ruang kawasan teluk Kendari, diharapkan kehadiran
sejumlah pelabuhan, docking kapal, maupun industri perikanan tidak mengganggu
biota laut perairan teluk Kendari. Apalagi sampai menimbulkan semacam kasus
kerang beracun akibat tercemar Bahan Buangan Beracun (B3) mengandung mercury
seperti yang pernah menimpa teluk Jakarta.
Ke depan kita merindukan teluk Kendari tak hanya dipadati kapal-kapal motor
angkutan barang dan penumpang serta kapal-kapal penangkap ikan. Tapi juga teluk
ini tak gersang dari kehadiran perahu layar untuk kepentingan olahraga,
pendidikan, hiburan, rekreasi dan pariwisata khusunya dalam perairan teluk
Kendari. Ramai dan eloknya, jika kemudian teluk dapat dikembangkan sebagai lokasi
pendidikan dan penyewaan peralatan olahraga, hiburan, rekreasi air seperti
diving, yacth, skyjet, boating, dan parasailing. Demikian pula penyediaan
bus-bus air sebagai alat angkut penyeberangan dan rekreasi yang murah, cepat,
dan lebih aman seperti terdapat di kota-kota pantai Eropa.
Adanya penanganan dan pengembangan teluk yang berwawasan lingkungan yang
berkelanjutan, tak hanya menguntungkan masyarakat dan pemerintah kota Kendari.
Akan tetapi berdampak pada kemajuan ekonomi dan sosial bagi pemerintah dan
masyarakat Provinsi Sultra secara keseluruhan. Mengingat, salah satu peran
teluk Kendari juga merupakan gerbang laut Provinsi Sultra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar